GRB Project – Fitri tumbuh sebagai gadis yang penuh senyum meski hidupnya jauh dari kata mudah. Sejak usia lima tahun, penglihatannya hilang akibat penyakit bawaan. Dunia yang tadinya penuh warna berubah gelap, namun hatinya tetap terang. Ia menolak larut dalam kesedihan dan memilih untuk menjalani hari-harinya dengan semangat yang jarang dimiliki banyak orang. Ceritanya menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak pernah bisa membatasi mimpi dan tekad seseorang.
“Baca Juga : Menjadi Volunteer Itu Apa Sih? Ini Jawabannya”
Masa kecil Fitri diwarnai kunjungan ke rumah sakit karena penyakit retina yang dideritanya. Dokter menyatakan penglihatannya tidak bisa disembuhkan. Awalnya ia merasa terpuruk dan sering menangis. Namun, dengan dukungan keluarga, ia perlahan belajar menerima keadaan. Transisi dari anak normal menjadi tuna netra bukanlah hal mudah. Ia harus belajar berjalan dengan tongkat, membaca huruf braille, dan mengenali suara di sekitarnya.
Setelah kondisinya stabil, Fitri melanjutkan sekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). Di sana, ia menemukan banyak teman yang mengalami hal serupa. Suasana sekolah membuatnya lebih percaya diri. Ia pun mulai menunjukkan bakat menyanyi dan sering tampil di acara sekolah. Guru-guru selalu memotivasi Fitri untuk terus mengejar cita-cita. Ia menyadari bahwa semangat belajar bisa membuka peluang baru, meski ia tidak bisa melihat seperti anak-anak lain.
“Simak juga: Komunitas Sosial Peduli Kasih Soloraya Bagikan Paket Sayuran di Acara CFD Kota Solo”
Fitri sering mengalami diskriminasi saat berada di luar sekolah. Banyak orang memandangnya sebelah mata atau menganggapnya tidak mampu. Namun, ia memilih untuk tetap tersenyum dan menunjukkan bahwa dirinya bisa mandiri. Ia juga aktif dalam organisasi remaja disabilitas di daerahnya. Melalui organisasi ini, ia belajar banyak keterampilan baru seperti membuat kerajinan tangan dan berbicara di depan umum. Transisi dari seorang anak yang pemalu menjadi pribadi yang kuat benar-benar terlihat pada dirinya.
Kini, Fitri menjadi contoh bagi banyak anak dan remaja dengan kondisi serupa. Ia sering diundang untuk berbagi cerita motivasi di sekolah dan komunitas. Baginya, keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya. Ia juga bercita-cita membuka pusat pelatihan bagi tunanetra di kampung halamannya. Dengan semangat pantang menyerah, Fitri berhasil membuktikan bahwa dunia ini tetap bisa dinikmati dengan cara yang berbeda.