Viral, Oknum Polisi Yuli Setyabudi Buka Sayembara Untuk Warga yang Ingin di Tembak
GRB Project – Oknum Polisi Yuli Setyabudi Buka Sayembara Untuk Warga yang Ingin di Tembak
Kasus Viral Oknum Polisi Yuli Setyabudi
Baru-baru ini, publik dihebohkan oleh tindakan kontroversial seorang oknum polisi bernama Briptu Yuli Setyabudi. Selain bertugas sebagai aparat penegak hukum, Yuli juga aktif sebagai content creator dengan basis pengikut yang cukup besar. Di Instagram (@setyabudi38), ia memiliki lebih dari 154 ribu pengikut, sementara di TikTok (@setyabudi.real) ia diikuti oleh 82 ribu akun.
Namun, ketenarannya sebagai influencer justru menuai kontroversi. Salah satu tindakan kontroversialnya adalah membuka sayembara tembak warga. Video yang diunggah di akun TikTok miliknya menunjukkan Yuli menawarkan hadiah bagi siapa saja yang berani mengikuti tantangan tersebut. Tindakannya ini memicu beragam reaksi dari masyarakat, baik pro maupun kontra.
“Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit ingin Indonesia Masuk 5 Besar Dunia terkait Kesetaraan Gender“
Dalam videonya, Briptu Yuli menyatakan dengan santai, “Kebetulan saya masih polisi. Atau kita buat challenge saja, kita janjian, kamu ke Palu atau ke alamatku, nanti kamu lari saya tembak kena kaki atau tidak.” Ia menambahkan bahwa siapa pun yang berani mencoba akan mendapatkan hadiah. Pernyataannya ini disampaikan dengan gaya santai, namun justru memicu kecaman dari berbagai pihak.
Briptu Yuli mengaku bahwa tindakannya tersebut dilakukan karena ia menyukai tantangan. “Saya kenapa suka challenge orang, karena saya orangnya itu suka dengan tantangan,” ungkapnya dalam video yang dilansir dari akun X milik @papa_loren.
Aksi ini tentu saja menuai banyak kecaman dari masyarakat. Sebagian besar netizen menilai tindakan Briptu Yuli tidak mencerminkan sikap seorang aparat penegak hukum yang seharusnya menjaga ketenteraman masyarakat. Banyak yang menganggap tindakannya meresahkan dan tidak pantas.
Komentar pedas pun bermunculan di media sosial. Seorang netizen dengan akun @Om_HME menulis, “Sepanjang hidup saya, sebagian besar polisi yang saya kenal adalah mereka yang masuk pendidikan polisi dengan menjual kebun.” Komentar ini menggambarkan kekecewaan publik terhadap oknum polisi yang dianggap menyalahgunakan wewenangnya.
Netizen lain, @Yunar69, menambahkan, “Mukanya aja seperti orang dalam gangguan jiwa. Mohon segera ditahan sebelum jatuh korban.” Kritik keras juga datang dari akun @asfan_warah yang menantang balik Yuli, “Kalau berani bikin tantangan begini, gantian. Situ polisi yang lari, biar warga yang tembak.”
Sebagai anggota Polsek Kulawi, Polres Sigi, Polda Sulawesi Tengah, Briptu Yuli Setyabudi seharusnya mengemban tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun, tindakan yang ia lakukan justru bertolak belakang dengan tugas tersebut. Meski menuai banyak kritik, Yuli tetap mempertahankan eksistensinya sebagai influencer dan polisi.
Melalui akun media sosialnya, ia terus membagikan konten yang kadang memicu kontroversi. Meski begitu, ada sebagian kecil pengikutnya yang masih mendukung dan menganggap tindakannya sebagai hiburan semata. Namun, bagi sebagian besar masyarakat, apa yang dilakukan Yuli sudah melewati batas kewajaran.
“Simak Juga: Contoh Kegiatan Sosial Para Relawan di Indonesia, Jelang Bulan Ramadhan 2025“
Pernyataan dan tindakan Yuli berdampak negatif pada citra institusi kepolisian. Banyak masyarakat merasa resah dan khawatir dengan tindakan yang dianggap amoral tersebut. Warga setempat bahkan mulai mempertanyakan integritas dan etika seorang polisi yang seharusnya menjadi panutan.
“Sepanjang hidup saya, polisi yang saya kenal masuk pendidikan dengan kerja keras, bukan sensasi seperti ini,” tulis seorang warga yang kecewa. Hal ini mencerminkan betapa tindakan Yuli telah mencoreng nama baik kepolisian.
Media berita seperti GRB Project atau grbproject.org juga turut mengangkat isu ini ke permukaan. Kasus Briptu Yuli Setyabudi menjadi pembahasan hangat di berbagai platform. Pemberitaan ini memperkuat pandangan publik bahwa tindakan Yuli bukanlah sekadar candaan, tetapi sebuah tindakan yang perlu ditindaklanjuti secara hukum.
Sebagai media terpercaya, GRB Project menyajikan informasi lengkap terkait kasus ini, sehingga masyarakat dapat memahami konteks dan implikasi dari tindakan Yuli. Artikel-artikel di grbproject.org mengajak pembaca untuk melihat persoalan ini dari berbagai sudut pandang.
Kasus Briptu Yuli Setyabudi menjadi contoh nyata bagaimana tindakan seorang oknum dapat berdampak besar pada citra institusi. Sebagai polisi dan influencer, Yuli seharusnya mampu menjaga sikap dan tindakannya, baik di dunia nyata maupun media sosial. Namun, kenyataan berkata lain.
Tindakan Briptu Yuli tidak hanya meresahkan masyarakat tetapi juga mencoreng citra kepolisian. Oleh karena itu, masyarakat berharap agar pihak berwenang mengambil tindakan tegas terhadap perilaku seperti ini, demi menjaga kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum.