GRB Project – Sebuah kolaborasi inspiratif terjadi di Tangerang. SWA dan Habitat for Humanity Indonesia bersatu membangun sepuluh rumah. Program ini diperuntukkan bagi warga kurang mampu. Fokus utamanya adalah penyediaan tempat tinggal yang aman dan layak huni. Lokasinya berada di wilayah Desa Cirumpak, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Pembangunan dilakukan secara bertahap dan melibatkan masyarakat lokal. Tujuan dari proyek ini adalah meningkatkan kualitas hidup warga secara menyeluruh. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan. Antusiasme masyarakat terlihat sejak awal pembangunan dimulai.
SWA sebagai mitra utama memberikan dukungan strategis dalam program ini. Mereka tidak hanya menyediakan dana pembangunan. Lebih dari itu, SWA turut menyumbangkan tenaga dan pemikiran. Karyawan SWA terlibat langsung dalam kegiatan pembangunan rumah. Mereka mengikuti kegiatan sukarelawan selama beberapa hari. Keterlibatan ini memperkuat komitmen perusahaan terhadap pembangunan sosial. SWA juga menyampaikan harapan bahwa rumah-rumah ini membawa perubahan nyata. Pimpinan SWA menyebut kolaborasi ini sebagai langkah nyata mendukung keberlanjutan. Menurut mereka, rumah layak huni adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Terutama untuk keluarga yang hidup dalam keterbatasan.
“Baca Juga : Kegiatan Relawan Zakat Bengkulu Membuat Dapur Umum Untuk Korban Gempa Bumi”
Habitat for Humanity Indonesia dikenal dengan kiprahnya membangun hunian layak. Organisasi ini sudah aktif di berbagai wilayah Indonesia. Dalam proyek di Tangerang, Habitat mengkoordinasi pembangunan sejak tahap awal. Mereka melakukan survei lokasi, pemilihan keluarga penerima, hingga manajemen konstruksi. Para relawan dari berbagai daerah ikut bergabung membantu pembangunan. Habitat mengedepankan prinsip kerja gotong royong dan partisipasi aktif warga. Setiap rumah dibangun bersama keluarga penerima manfaat. Model ini dipercaya meningkatkan rasa memiliki dari penghuni rumah. Pihak Habitat menegaskan pentingnya keterlibatan komunitas dalam menciptakan perubahan berkelanjutan.
Rumah-rumah yang dibangun berukuran sekitar 36 meter persegi. Setiap rumah dilengkapi ruang keluarga, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Bangunan dibuat tahan cuaca dengan material berkualitas. Habitat juga memastikan bahwa rumah memiliki ventilasi dan pencahayaan cukup. Proses seleksi keluarga penerima dilakukan secara ketat. Warga yang memenuhi kriteria sosial dan ekonomi diutamakan. Salah satu syarat utamanya adalah belum memiliki rumah layak huni. Selain itu, keluarga harus menunjukkan komitmen untuk merawat rumah tersebut. Mereka juga diwajibkan ikut serta dalam proses pembangunan. Ini dilakukan agar mereka merasa terlibat dan bertanggung jawab.
“Simak juga: Sawitri Buktikan Model Lokal Bisa Go Internasional”
Warga Desa Cirumpak memberikan respon positif terhadap inisiatif ini. Mereka aktif dalam proses pembangunan, baik dalam bentuk tenaga maupun logistik. Beberapa warga menyediakan makanan bagi relawan yang bekerja. Gotong royong terlihat kuat selama pembangunan berlangsung. Kegiatan ini menciptakan ikatan sosial yang lebih erat antarwarga. Anak-anak juga diajak untuk belajar tentang pentingnya rumah yang sehat. Program ini memberikan pelajaran langsung tentang solidaritas dan kerja bersama. Banyak warga berharap program ini bisa dilanjutkan ke desa-desa sekitar. Semangat kebersamaan menjadi fondasi utama dalam pencapaian proyek ini.
Manfaat dari pembangunan rumah ini dirasakan secara langsung. Keluarga yang sebelumnya tinggal di rumah tidak layak kini merasa aman. Anak-anak bisa belajar tanpa gangguan air bocor atau lantai rusak. Orang tua merasa tenang karena rumah kini lebih sehat dan bersih. Selain kenyamanan, kepercayaan diri keluarga juga meningkat. Mereka merasa dihargai dan diakui sebagai bagian penting dari komunitas. Pihak SWA dan Habitat berharap ini menjadi contoh bagi perusahaan lain. Sinergi seperti ini bisa direplikasi di banyak wilayah. Rumah bukan hanya bangunan fisik, tapi juga simbol harapan dan awal baru.
Pemerintah Kabupaten Tangerang turut memberikan apresiasi terhadap proyek ini. Mereka menyebut inisiatif seperti ini sejalan dengan program pengentasan kemiskinan. Pihak kecamatan membantu dalam proses perizinan dan pengawasan pembangunan. Selain SWA dan Habitat, beberapa mitra lokal juga ikut menyumbang. Ada yang menyuplai bahan bangunan, ada pula yang mendukung transportasi logistik. Kerja sama lintas sektor ini menjadi model yang efektif dan efisien. Pemerintah mendorong kolaborasi ini untuk terus berlanjut di masa mendatang. Dengan dukungan bersama, masalah hunian tidak layak bisa diatasi lebih cepat.