GRB Project – Momen haru terjadi saat Dewi Perssik menerima hadiah dari penggemarnya. Bukan barang mewah. Tapi sebuah gaun rancangan tangan. Dibuat dengan penuh cinta. Dikirim langsung ke lokasi syutingnya. Lewat perantara manajer fanbase. Dewi langsung membagikan momen itu. Di akun media sosialnya. Dengan caption penuh rasa syukur. Banyak netizen ikut terharu. Bahkan beberapa ikut menangis. Karena respons Dewi sangat tulus. Ia mengenakan gaun itu dengan bangga. Saat tampil di salah satu acara televisi. Momen itu memperlihatkan hubungan erat. Antara selebritas dan penggemarnya. Yang dibangun bukan sekadar pujian. Tapi lewat perhatian dan ketulusan hati.
“Baca Juga : Cerita Relawan Menginspirasi dan Inspiratif yang Memberikan Perubahan Besar pada Dunia”
Gaun tersebut ternyata dibuat oleh salah satu penggemar setianya. Seorang penjahit muda dari daerah. Ia mengikuti perjalanan karier Dewi sejak awal. Bahkan mengaku belajar menjahit sambil mendengar lagu-lagu Dewi. Ia mulai menabung dari jauh hari. Membeli bahan kain berkualitas. Lalu mulai merancang desain. Setelah selesai menjahit, ia kirimkan bersama surat tangan. Dalam suratnya, ia menulis bahwa gaun itu adalah bentuk rasa terima kasih. Karena Dewi telah menghiburnya di masa sulit. Surat itu dibaca langsung oleh Dewi. Lalu ia menangis haru. Ia merasa sangat dihargai. Bukan karena kemewahan, tapi perhatian yang tulus dari hati.
Alih-alih hanya mengucapkan terima kasih, Dewi langsung mengambil tindakan nyata. Ia mengenakan gaun tersebut. Di acara televisi nasional. Bahkan menyebut nama pembuatnya. Saat diwawancara di belakang panggung. Tindakannya itu membuat penggemarnya merasa bangga. Sekaligus terharu. Tak hanya itu, Dewi juga menghubungi sang pembuat gaun. Mengundangnya langsung ke Jakarta. Untuk bertemu dan berterima kasih secara pribadi. Pertemuan itu diabadikan lewat Instagram Story. Menjadi viral di berbagai platform. Banyak orang memuji sikap rendah hati Dewi. Yang tetap mengapresiasi setiap penggemarnya. Walau ia sudah dikenal sebagai artis papan atas. Ia tetap membumi dan menyayangi fansnya.
“Simak juga: Difabel Pantura Jawa Tunjukkan Kemandirian Lewat Program Ekonomi”
Fanbase Dewi Perssik memang dikenal aktif. Komunitasnya tersebar di berbagai daerah. Mereka sering mengadakan pertemuan. Membuat proyek sosial. Dan merayakan ulang tahun Dewi dengan cara unik. Hubungan yang dibangun bukan sekadar pujian di media sosial. Tapi lewat kegiatan nyata yang melibatkan emosi. Seperti mengirim kue. Membuat lukisan. Atau bahkan membantu promosi lagu-lagu baru. Dewi pun sering membalas DM para fansnya. Memberikan doa. Motivasi. Atau sekadar ucapan terima kasih. Karena itu, fans merasa dekat secara emosional. Maka tak heran, saat memberikan hadiah, penggemar pun menyiapkan dengan hati. Tidak asal membeli. Tapi menciptakan dari proses dan perasaan.
Setelah video momen Dewi mengenakan gaun tersebar. Banyak komentar positif berdatangan. Mereka memuji Dewi yang menyentuh hati. Bukan hanya lewat suara. Tapi juga lewat tindakan nyata. Netizen menyebutnya sebagai contoh artis panutan. Karena tak melupakan fans. Meskipun berada di puncak karier. Bahkan banyak penggemar artis lain mengomentari unggahan itu. Menyebut ingin memberikan hal serupa kepada idolanya. Maka dari itu, kisah ini menjadi pemicu gerakan baru. Untuk lebih dekat secara emosional. Bukan hanya idola yang menerima cinta. Tapi juga membalas dengan empati. Dan aksi nyata. Dunia hiburan memang butuh lebih banyak momen seperti ini.
Selain berdampak bagi Dewi, momen ini juga memberikan panggung untuk si pembuat gaun. Akunnya di media sosial langsung ramai. Banyak yang mengapresiasi karyanya. Bahkan beberapa brand lokal mulai menghubunginya. Menawarkan kolaborasi. Ini menjadi contoh bahwa karya tulus bisa membuka jalan. Bukan hanya promosi instan. Tapi juga apresiasi dari publik. Maka dari itu, penting bagi kreator muda untuk tetap berkarya. Tanpa takut tak dikenal. Karena apresiasi bisa datang dari siapa saja. Termasuk idolamu. Bahkan satu dukungan kecil bisa jadi batu loncatan besar. Terutama jika dibarengi semangat dan ketekunan. Seperti yang terjadi dalam kisah ini.