GRB Project – Seorang pemuda bernama Damas asal Larantuka, NTT, sukses mengembangkan bisnis Ayam Gocel berkat strategi promosi lewat YouTube. Ia menjual ayam goreng seharga Rp5000 per potong—istilah “gocel” jadi ciri khas warungnya. Melalui konten harian dan pendekatan lokal, bisnis kecilnya kini dikenal luas. Pendapatan melonjak, pelanggan pun datang dari berbagai kecamatan.
Pemuda bernama Damas ini rutin mengunggah video masak dan jualan setiap pagi. Ia merekam proses penggorengan ayam gocel, melayani pembeli, hingga kelakar khas Larantuka. Video berdurasi 3–5 menit itu cepat menyebar. Banyak warga penasaran dan akhirnya datang langsung ke lapaknya. Dalam seminggu, akun YouTube-nya tembus 10 ribu pelanggan. Ia terus konsisten membuat konten baru setiap hari.
“Baca Juga : Manfaat Kegiatan Komunitas Sosial Bagi Kesehatan Mental dan Perilaku”
Damas menggunakan bumbu racikan turun-temurun dari ibunya. Ia merendam ayam dengan rempah selama semalam penuh. Setiap pagi, Selama pejalanannya bisnis ayam gocel ia menggoreng 200 potong dengan minyak baru. Pelanggan menyebut rasanya gurih, renyah, dan tak berminyak. Harga tetap Rp5000 meski biaya produksi naik. Ia menekan ongkos dengan membeli langsung dari peternak lokal. Konsistensi rasa jadi alasan pembeli terus kembali.
Video YouTube menarik perhatian luar kota. Pesanan datang dari Maumere, Kupang, hingga Ende. Damas mulai mengemas ayam dalam box beku untuk dikirim via travel. Ia berinvestasi di mesin vakum dan freezer besar. Dalam satu bulan, pengiriman luar kota menyumbang 30% dari total pendapatan. Ia menargetkan buka cabang di dua kota lain sebelum akhir tahun.
“Simak juga: DPRD Perindo Ulurkan Tangan untuk Balita Manggarai Timur”
Awalnya, Damas tak punya cukup modal membuka warung. Ia membuat video review makanan dan hasilnya dipakai untuk beli peralatan dapur. Pendapatan dari YouTube jadi sumber modal awalnya. Ia membuktikan bahwa kreator konten bisa membiayai bisnis nyata. Kini, channel-nya juga menghasilkan iklan dan sponsor lokal. Ia bekerja penuh waktu sebagai pedagang dan kreator.
Bisnis Ayam Gocel kini mempekerjakan lima orang. Damas melatih mereka menggoreng, membungkus, dan melayani pembeli. Sebagian besar karyawan adalah tetangga yang dulu menganggur. Ia senang bisa membantu lingkungan sekitar. Bahkan, beberapa mantan pelanggan kini ikut jualan di tempat lain dengan sistem kemitraan. Ia percaya bisnis tak cuma soal untung, tapi juga dampak nyata.