GRB Project – Kisah inspiratif datang dari pedalaman Kalimantan Utara. Seorang anak petani berhasil menembus kancah nasional. Ia bukan berasal dari kota besar. Tidak juga lahir dari keluarga berada. Namun dengan tekad kuat dan latihan keras. Ia membuktikan bahwa asal bukan penghalang. Nama lengkapnya adalah Ardiansyah Malik. Anak sulung dari tiga bersaudara. Ia tumbuh di sebuah desa terpencil. Jauh dari kolam renang berstandar nasional. Bahkan, listrik dan air bersih pun terbatas. Meski begitu, semangatnya tidak pernah padam.
Ardiansyah lahir dan besar di perbatasan. Di sebuah desa kecil bernama Long Pujungan. Desa ini dikelilingi hutan dan sungai deras. Karena tidak ada kolam, ia belajar berenang di sungai. Setiap sore, ia berenang melawan arus. Selain itu, ia suka meniru gaya renang dari televisi. Di sisi lain, orang tuanya tak mampu membelikan alat latihan. Maka dari itu, ia membuat pelampung sendiri dari jeriken kosong. Meskipun begitu, ia tetap rajin berlatih. Bahkan saat hujan turun atau arus deras melanda. Latihan terus ia jalani tanpa putus.
“Baca Juga : Kegiatan Relawan Zakat Bengkulu Membuat Dapur Umum Untuk Korban Gempa Bumi”
Saat lomba 17-an desa, ia menarik perhatian pelatih. Pelatih itu kebetulan sedang mengunjungi keluarga. Ia melihat Ardi berenang dengan teknik alami. Kemudian mendekatinya dan bertanya. Dari sanalah awal perjalanan dimulai. Pelatih tersebut membawa Ardi ke ibu kota kabupaten. Di sana, ia mulai dilatih secara serius. Selain itu, ia mendapat beasiswa pendidikan. Maka dari itu, orang tuanya mendukung penuh. Meskipun berat melepas anak sulung mereka.
Setiba di Tarakan, Ardi masuk pusat pelatihan renang. Ia harus beradaptasi dengan banyak hal baru. Mulai dari makanan, bahasa, hingga jadwal latihan. Setiap pagi ia berenang selama dua jam. Lalu sore hari latihan teknik dan kekuatan. Meskipun tubuhnya sempat kelelahan, semangatnya tetap membara. Di sisi lain, ia tetap menjaga nilai akademik. Selain itu, pelatihnya sangat mendukung. Bahkan mencarikan sponsor untuk perlengkapan renang. Maka dari itu, ia bisa ikut berbagai kejuaraan.
Tahun 2022 menjadi tonggak sejarah baginya. Ia meraih medali emas di Kejuaraan Renang se-Kalimantan. Selain itu, ia mencatatkan rekor baru untuk kategori usia 14. Di sisi lain, nama desanya mulai dikenal banyak orang. Media lokal mulai meliput kisahnya. Maka dari itu, banyak anak desa lain terinspirasi. Ia diundang ke sekolah-sekolah untuk berbagi cerita. Meskipun begitu, ia tetap rendah hati.
Setelah serangkaian prestasi regional, Ardi lolos seleksi Pelatnas. Ia bersaing dengan atlet dari berbagai provinsi. Latihannya semakin berat dan terstruktur. Namun ia menjalani semua dengan tekad penuh. Ia menyadari bahwa peluang ini tidak datang dua kali. Di sisi lain, ia juga mulai dikenal oleh pelatih nasional. Selain itu, ia mulai mendapat dukungan dari sponsor besar. Maka dari itu, fokusnya sepenuhnya pada performa.
Walau tinggal jauh dari rumah, Ardi mendapat dukungan moral luar biasa. Orang tuanya selalu menelpon sebelum lomba. Tetangga di desa pun sering mengadakan doa bersama. Di sisi lain, komunitas renang lokal menggalang dana. Agar Ardi bisa mengikuti kejuaraan internasional. Maka dari itu, ia merasa tidak sendiri. Meskipun sering rindu kampung halaman, dukungan ini membuatnya kuat. Selain itu, ia rutin pulang saat libur untuk mengajar anak-anak desa berenang.
Kini Ardi bukan hanya seorang atlet. Ia menjadi simbol harapan bagi banyak anak desa. Bahwa impian besar bisa lahir dari tempat kecil. Selain itu, ia mendorong pemerintah daerah. Untuk membangun lebih banyak fasilitas olahraga. Di sisi lain, ia mulai menggagas proyek kolam desa. Agar anak-anak tidak harus ke kota untuk berlatih. Maka dari itu, dampaknya tidak hanya personal. Tetapi juga sosial dan inspiratif.
Ardi tidak ingin berhenti di tingkat nasional. Ia bercita-cita mengikuti Olimpiade. Meskipun itu butuh perjuangan besar, ia percaya bisa mencapainya. Ia kini menjalani program latihan khusus. Selain itu, ia juga mendapat pelatihan mental dari psikolog olahraga. Di sisi lain, pelatihnya percaya pada potensinya. Maka dari itu, semua tim bekerja keras bersamanya. Impian dari pinggir hutan kini menuju panggung dunia.